Bulan kemerdekaan yang menguras kantong

1:46 PM


Agustus telah menjadi bulan bersejarah bagi Negara Indonesia. Tepat setiap tanggal 17 diperingati hari ulang tahun atau hari kemerdekaan di mana sebagai peringatan Indonesia telah merdeka. Ornamen dan pernak-pernik dekorasi berwarna merah dan putih menghiasi setiap rumah.

Sudah dua tahun belakangan, aku mendapat piket kerja di tanggal merah yaitu 17 Agustus. Di saat yang sama, aku mulai mengamati satu per satu 'kebiasaan media' dalam mengemas berita bertema. Akan tetapi postingan ini buka untuk membahas itu. Ada hal menarik lain yang sekiranya menarik untuk dibahas-sekalian curhat. Hmm..

foto: unsplash
Aku pengguna dua e-commerce dari si ijo dan si orange. Dua-duanya sering jadi tempat belanja onlineku. Bulan Agustus ini, mereka memanfaatkan peringatan kemerdekaan dengan membuat promo kemerdekaan. Dari gratis ongkos kirim hingga potongan harga besar-besaran.

Promo yang menggiurkan.
foto: unsplash
Aku termasuk peminat promo potongan harga tapi aku berusaha untuk tidak tergiur. Tentu poin pertama karena sedang hemat. Heu. Bulan ini aku sudah punya rencana istimewa yang telah menjadi keinginanku dari tahun lalu. Mumpung momennya ada dan telah dimudahkan rencananya, aku memilih untuk mengabulkan rencanaku.

Tapi namanya manusia selalu berpikir cerdas dan mencoba memutar otak dengan kondisi kepepet. Tetap aja, aku membeli barang berdasarkan promo kemerdekaan. Jadi belakangan, aku membaca Instagram Stories dari editor sebuah penerbitan. Aku lihat buku yang aku inginkan sedang diskon 30 persen. Angka tersebut cukup menarik. 

Toko buku murah di Jogja biasanya hanya memberikan diskon sekitar 15 hingga 20 persen saja. Kebayang dong, bagaimana mata ini berbinar melihat potongan harga sebesar itu? Akhirnya aku coba memasukkan buku dalam keranjang. Aku coba menghitung total buku dan ongkirnya.

Berhubung sedang mencoba berhemat tapi nggak tahan buat beli buku. Aku bela-belain ngitungin harga dan membandingkan dengan 'belanja di toko buku murah'. Setelah dihitung, ternyata jatuhnya malah lebih mahal. Pupus sudah keinginanku untuk membeli buku.

Setelah menutup website online promo buku. Entah bagaimana akhirnya aku kembali menghitung dengan memasukkan buku lain yang sudah ku incar juga. Total ada 3 buku yang ku beli dan ternyata setelah ditotal dengan ongkir hasilnya harganya sam di toko buku. Bimbang sebimbang-bimbangnya.

Sebuah perdebatan dengan diri sendiri dimulai.
Aku: "Udah besok beli di toko buku aja sekalian jalan-jalan."
Aku lagi: "Beli aja! Pasti kamu nggak ada waktu buat ke toko buku. Kalau libur pasti milih buat jalan-jalan atau di rumah aja."
Aku: "Besok kalau di toko buku dapat sampul buku gratis."
Aku lagi: "Udah dicoba check out dulu aja. Kalau mahal yauda nggak usah dibayar."

Dan tahukah kalian? Aku memilih melakukan check out dan melihat besaran angka. Setelah check out, pengguna diarahkan untuk memilih cara pembayaran. Ada cara pembayaran dengan potongan yang menggiurkan lagi. Aku merasa Tuhan memberiku izin untuk beli.

Pembayaran via Gopay memiliki promo potongan harga sebesar Rp 17 ribu. Besaran tersebut senilai dengan ongkos kirim buku. WOW! Berasa dibayarin ongkir alias gratis! Nggak pikir panjang, aku langsung isi Gopay dan melakukan pembayaran. Cling! Invoice langsung dikirim ke email. Aku pun senang mendapat harga murah dan ongkir gratis.

Kata teman, "dah beli aja. Kan beli buku. Bukan beli barang macem-macem."

Agustus: Kemerdekaan RI, Asian Games 2018 dan gegap gempitanya. 

foto: istimewa
Bulan Agustus 2018 jadi momen baru bagi Indonesia. Negara yang konon katanya makmur ini sedang merayakan ulang tahun ke-73. Di saat yang sama Indonesia berhasil menyanggupi sebagai tuan rumah multievent olahraga yaitu Asian Games.

Aku yang nggak ngerti sama olahraga merasa perlu tahu cerita di balik Indonesia sebagai tuan rumah Asian Games. Aku adalah orang yang mudah penasaran jadi aku berusaha mencari informasi sebanyak mungkin. Ada di sisi mendukung sekaligus mengkritik di pikiranku. Tapi selebihnya mengapresiasi keputusan yang diambil Indonesia. Kalau udah ambil keputusan ya tanggung jawab.

Pembukaan Asian Games 2018 jadi pembukaan spektakuler. Merinding sekali saat melihat nama kontingen Indonesia disebut. Bukan cuma itu, sajian hiburan yang selalu bikin berdecak kagum. Kereeen banget sih! Terlepas dari beberapa masalah yang sempat meragukan kesuksesan Asian Games. Semacam ada rasa bangga dengan pembukaan yang semegah itu. Aku yang nonton di TVRI aja bisa merinding. Apalagi yang nonton langsung.

Nonton Asian Games berasa ada di K-Drama Reply 1988. Jadi sosok yang antusias menyambut pesta olahraga. Keren banget, kan?

Jangan lupakan pula aksi heroik dari beberapa orang saat momen pengibaran bendera pada 17 Agustus. Ada sosok yang berani memanjat tiang untuk membantu keberlangsungan upacara pengibaran.

Bantu Indonesia tanpa nyinyir.

foto: unsplash
Sekarang ada lagi nih yang bisa dilakukan untuk semakin bangga menjadi WNI. Tsah. Kemenkeu membuka kembali SBR! Sekarang namanya SBR 004. Semacam bantu Indonesia untuk bangun bangsa.

Sebagian orang berpendapat, "negara sampai berani minta uang ke rakyat buat bantu programnya?"

Ih gemes deh. Utang sama luar negeri dikomen antek asing. Trus apa kontribusimu biar Indonesia nggak utang asing lagi? Buat aku, salah satu caranya ya lewat SBR 004. Setelah melewatkan SBR 003 dengan rasa sesal yang teramat dalam. Kali ini aku berusaha untuk membantu dengan beli SBR 004. Untung diingatkan kalau ada SBR 004 sama temen. Huhuhu kalau enggak, uangnya bakalan ku pakai beli barang lain.

Aku akan mencoba membandingkan beberapa model investasi. Bulan Juli lalu, aku coba daftar tabungan jangka pendek. Rutin nabung di bank dan hasilnya aku jadi semangat kerja karena ingat ada cicilan (padahal nabung). Ikut arisan, dan model nyimpen uang lainnya.

Prinsip mumpung masih muda dan banyak mencoba sedang aku lakukan. Jadi doakan semoga bisa segera membandingkan mana investasi yang oke.

Semangat AGUSTUSAN! 
XOXO

You Might Also Like

0 comments